Pergaulan memainkan peran besar dalam membentuk pola pikir, sikap, dan bahkan keadaan emosional seseorang. Teman bisa menjadi sumber semangat, motivasi, dan kebaikan. Namun sebaliknya, ada pula teman yang justru membawa pengaruh buruk, sering disebut sebagai "teman toxic".
Teman yang toxic adalah mereka yang suka merendahkan, memanipulasi, menyebar aura negatif, atau membuat kita merasa tidak berharga. Jika hubungan semacam ini dibiarkan terus berlanjut, maka akan berdampak serius pada kesehatan mental, seperti stres, kecemasan, kehilangan kepercayaan diri, hingga depresi.
Islam Mendorong Kita untuk Menjauhi Keburukan
Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin sangat memperhatikan kualitas pergaulan. Allah SWT memerintahkan agar kita menjaga lisan, hati, dan perilaku agar senantiasa berada dalam kebaikan. Salah satu ayat yang relevan dalam hal ini adalah:
“Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling darinya dan mereka berkata, ‘Bagi kami amal kami dan bagimu amalmu. Kesejahteraan atas kalian, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil.’”
(Q.S. Al-Qashash: 55)
Ayat ini menggambarkan sikap orang-orang beriman yang menjauh dari ucapan dan perilaku yang tidak berguna dan memilih untuk tidak bergaul dengan orang-orang jahil, yakni mereka yang tidak membawa manfaat, bahkan justru membawa keburukan dalam kehidupan sosial.
Dampak Positif dari Meninggalkan Teman Toxic
1. Kesehatan Mental Lebih Stabil
Tanpa tekanan dan beban dari orang yang terus menyebarkan energi negatif, kita bisa lebih tenang dan bahagia.
2. Pertumbuhan Diri Lebih Optimal
Kita akan lebih fokus untuk berkembang, memperbaiki diri, dan membangun hubungan yang sehat dan mendukung.
3. Hidup Lebih Berkualitas
Energi kita tidak lagi terkuras untuk menghadapi drama atau konflik yang tidak perlu. Waktu bisa digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat.
Bukan Membenci, Tapi Menjaga Diri
Meninggalkan teman toxic bukan berarti kita membenci atau memutus silaturahmi secara mutlak. Ini adalah bentuk hijrah sosial — berpindah dari lingkungan yang merusak menuju lingkungan yang sehat dan positif. Kita tetap bisa mendoakan mereka dari kejauhan, sembari menjaga diri dari kerusakan mental dan spiritual.
Menjaga kesehatan mental adalah bagian dari menjaga amanah Allah terhadap diri sendiri. Jika pergaulan dengan seseorang justru menjauhkan kita dari kebaikan dan ketenangan, maka sudah seharusnya kita berani mengambil sikap. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-Qashash: 55, jadilah orang yang berpaling dari keburukan, memilih ketenangan, dan meneguhkan diri dalam jalan yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar